2012/07/06

Evangelium Minggu 8 Juli 2012 (5 Set. Trinitatis)

Nats :
YEHEZKIEL 2:1-5
 (2:1) Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau.” (2:2) Sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku. (2:3) Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia. Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. (2:4) Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kau katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. (2:5) Dan baik mereka mendengarkan atau tidak — sebab mereka adalah kaum pemberontak — mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.

THEMA :
"Tuhan adalah Pengutus Pembawa Kabar Sukacita" 



PENGANTAR

Yehezkiel adalah seorang nabi, yang dipanggil Tuhan Allah secara khusus. Dia adalah nabi ketiga dari nabi-nabi besar PL. Yehezkiel hidup sezaman dengan nabi Yeremia, namun lebih muda dan dipengaruhi oleh Yeremia. Ia adalah seorang imam (Yeh 1:3) dan seorang nabi (11:4) di pembuangan. menurut Yeh 1:1-3, Yehezkiel berada di antara kelompok pertama orang-orang Yahudi yang dibuang ke Babel, pada tahun 597 SM. Ia tinggal dalam pembuangan di Babel, baik sebelum, maupun sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 sM. Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan mereka yang tinggal di Yerusalem.

2012/07/02

Sosiologi pertengkaran orang Batak Toba (Book Review)


Salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus..para pembaca yang budiman, beberapa hari yang lalu ketika kami mencari informasi-informasi menyangkut lahirnya Gereja Mission Batak, dengan tidak sengaja kami menemukan sebuah website yang membahas tentang pertengkaran orang Batak Toba (Book Review) dituangkan dalam sebuah buku (disertasi) di UGM tahun 1995 oleh Bungaran Antonius Simanjuntak. Puji Tuhan sedikit dibahas tentang sejarah pertengkaran habatahon sebagai bentuk suara kemandirian gereja oleh cendikiawan batak memiliki hubungan sejarah mula-mula lahirnya Gereja Mission Batak. Selanjutnya ini menjadi referensi pendukung penelitian yang akan kami lanjutkan untuk menulis sejarah lahirnya Gereja Mission Batak.

“Orang yang mau menghargai sejarahnya, adalah orang yang memiliki dedikasi tinggi untuk mengembangkan negaranya (Gerejanya)”. DR. RE. Nainggolan, MM; 2012.

Sedikit kami akan uraikan kesimpulan tulisan Prof. DR. Bungaran A. Simanjuntak! Selamat membaca..

Sosiologi pertengkaran orang Batak Toba (Book Review)

Judul                : KONFLIK STATUS DAN KEKUASAAAN ORANG BATAK TOBA

Penulis             : Bungaran Antonius Simanjuntak.

Penerbit          : Yayasan Obor Indonesia edisi revisi (2009) ; pp : 404 hal

2012/06/29

EVANGELIUM Minggu, 01 Juli 2012 (4 Setelah Trinitas)

RATAPAN 3:22-33
(3:22) Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, (3:23) Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (3:24) “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. (3:25) TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia, (3:26) Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN. (3:37) Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya (3:38) biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya. (3:29) biarlah ia merebahkan diri dengan mukanya dalam debu, mungkin ada harapan. (3:30) Biarlah ia memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia kenyang dengan cercaan. (3:31) karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. (3:32) Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya. (3:33) Karena tidak dengan rela hati ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia.

Thema :
Kasih Tuhan yang Abadi


PENDAHULUAN
Kitab Ratapan berasal dari nabi Yeremia, yang mengisahkan ratapan Yeremia dengan karakter yang sangat kuat, dimana sang nabi prihatin terhadap keadaan dan kondisi umat Israel. Runtuhnya kota kudus Yerusalem serta merta hancurnya bait suci Allah menjadi pergumulan yang khusus bagi sang nabi. Karena sang nabi sebelumnya telah menubuatkannya oleh karena kehidupan sinkretisme Israel, tetapi Israel tidak mau melakukan pertobatan.

2012/06/26

Bahan Diskusi Bersama Parhalado Pusat


MENARIK BENANG MERAH SEJARAH BERDIRINYA
GEREJA MISSION BATAK
17 Juli 1927 – 17 Juli 2012
Analisa Sejarah Perkembangan Injil di Tanah Batak
Hingga Suara Kemandirian Gereja Batak

Disajikan dalam diskusi bersama Parhalado Gereja Mission Batak PRA-HUT GMB ke-85th
14 Juli 2012 di Kantor Pusat GMB Tuntungan

Bahan disajikan oleh : 1. Pdt. Jay Simarmata, STh
                                       2. Pdt. Ben’s Nainggolan, STh, S.PAK

1.      Awal mula masuknya Penginjilan di Tanah Batak
Nederlandsche Zending Genotschap (NZG) - Reinische Missions Gesellschaft (RMG) 1824 – 07 Oktober 1861

Suku Batak adalah salah satu suku terbesar yang berada dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia. Pembagian sub-batak menjadi salah satu factor sehingga suku tersebut menjadi salah satu suku terbesar di Indonesia. Sub-Batak dikenal dalam 5 bagian, yaitu :
1.        Batak Toba (Berada di wilayah Silindung, Samosir, Humbang dan Toba)
2.       Batak Karo (Berada di wilayah Tanah Karo Simalem)
3.       Batak Simalungun (Berada di wilayah Simalungun)
4.      Batak Mandailing (Berada di wilayah Tapanuli Selatan)
5.       Batak Pakpak (Berada di wilayah Sidikalang dan Pakpak Barat)
Selain berada di masing-masing wilayah, suku batak juga telah tersebar keseluruh belahan dunia. Keadaan kepercayaan yang dianut oleh suku batak disebahagian wilayah sebelum masuknya injil, merupakan penganut fanatic terhadap kepercayaan animism, atau lebih dikenal sebagai penganut kepercayaan kesukuan (Parmalim; Red). Dan sebagian seperti di wilayah Tapanuli Selatan sudah dipengaruhi oleh Agam Islam, yang dibawa oleh para saudagar-saudagar Arab.

2012/06/17

Evangelium Minggu, 24 Juni 2012

Thema :
"BIARLAH ORANG-ORANG BIJAK YANG BERPENGERTIAN, SEMAKIN MEMULIAKAN TUHAN"
Nats :  
AYUB 38:1-11

Isi Nats :
(38:1) Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub: (38:2) “Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan? (38:3) Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. (38:4) Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! (38:5) Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? bukankah engkau mengetahuinya? — Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? (38:6) Atas apakah sendi-sendirinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya (38:7) Pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Alah bersorak-sorai? (38:8) Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? — (38:9) Ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; (38:10) Ketika Aku menetapkan batasnya dan memasang palang dan pintu, (38:11) Ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan! 

Nama Minggu : 3 Setelah Trinitatis

PENGANTAR
Dalam kita Ayub dijelaskan tentang seorang yang benar dan tulus yang jauh dari kejahatan. Ia seorang yang takut akan Tuhan dan selalu membuat korban penghapusan dosa kepada Tuhan. Ia juga seorang yang rendah hati dan kaya pada saat itu. Dari kisah ini dijelaskan bahwa sepuluh anaknya meninggal semua begitu juga hartanya dan seluruh pekerjaannya lenyap semua, bahkan ia mengalami sakit kulit. Semua yang Ia alami adalah cobaan dari iblis y ang dibiarkan oleh Allah. Iblis berkata kepada Allah karena kekayaan dan berkat Tuhan kepada Ayub dan kesetiaannya pada imannya, maka Ia dicobai.

2012/06/16

Evangelium Minggu, 11 Juni 2012

Nats : Yehezkiel 17 : 22-24
Bunyi Nats : 
17 : 22 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya; Aku mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung  yang menjulang tinggi ke atas; 17 : 23 di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah cabang-cabangnya. 17 : 24 Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya."


I. Pendahuluan
  1. Yehezkiel adalah seorang  nabi yang ikut  tarbuang ke pambuangan Babel (umur 25 tahun) anak seorang imam  yang bernama Busi.
  2. Dia terpanggil menjadi seorang Nabi pada umur 30 tahun, lima tahun setelah berada di pembuangan (1;1), dia bertempat tinggal di Tel-Abib, di tepi sungai  Kebar yang ada di Babel (1;3)
  3. Bangsa Israel di buang ke pembuangan Babel (586 SM) oleh karena dosa dan kejahatan mereka sendiri, bukan karena   dosa generasi di depannya (generasi tua).
  4. Sehingga  nasib  bangsa itu hanya bergantung  atas anugerah Allah semata-mata. Tanpa kepedulian Tuhan Allah terhadap mereka, mereka bagaikan  tulang-tulang yang amat kering (Yeh 37)
  5. Intervensi kasih Allah terhadap bangsa itu, membuka masa depan yang cerah bagi bangsa itu sendiri.
  6. Dalam prikop ini,  Allah memberitahukan bagaimana kasih setiaNya yang nyata dalam karya keselamatan yang diperbuat Allah bagi mereka.  Walaupun mereka dihukum oleh Allah  tetapi Allah masih tetap memperdulikan mereka, Allah ingin membangun dan  memperbaharui bangsa itu melalui sisa-sisanya

Sejarah Mission Batak

Pekerjaan penginjilan di daerah Tapanuli oleh RMG diawali sejak 07 Oktober 1861. Pada tanggal 07 Oktober 1861 empat orang pendeta, yakni: Pdt. Heine, Pdt. Klammer, Pdt. Betz dan Pdt. Van Asselt melakukan rapat untuk memulai pekerjaan penginjilan di Tapanuli. Mereka membagi wilayah pekerjaannya, di mana Pdt. Klammer ke wilayah Sipirok, Pdt. Betz ke Bungabondar, Pdt. Heine dan Pdt. Van Asselt ke wilayah Pahae/Sarulla. Pada akhirnya tanggal tersebut ditetapkan menjadi hari berdirinya Huria Kristen Batak Protestan. Pekerjaan RMG di tanah Batak semakin dimantapkan dengan kehadiran Pdt. I.L. Nommensen. Sesuai dengan keputusan rapat para pendeta di Sipirok pada 07 Oktober 1862, Nommensen bekerja untuk daerah Parausorat, dengan alasan bahwa di wilayah tersebut, Islam telah mulai mengembangkan pengaruhnya. Namun pada tanggal 07 November 1863 Nommensen berangkat dari Parausorat menuju Silindung, di mana daerah tersebut pada akhirnya menjadi pusat pekerjaan RMG di Samosir. Keberhasilan misi yang dilakukan oleh Nommensen di daerah Silindung mulai terlihat ketika pada tanggal 27 Agustus 1865 sebanyak 4 orang dewasa dan 5 anak-anak dibaptis. Hal tersebut berlanjut hingga awal tahun 1866, di mana sebanyak 50 jiwa kembali dibaptis. Oleh karena semakin banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, pada tahun itu juga (16 Februari 1866) calon istri Nommensen dan Pdt. Johansen tiba di Sibolga untuk membantu pekerjaan yang dilakukan Nommensen di Silindung.
Perkembangan pekerjaan penginjilan di Tanah Batak semakin terlihat ketika Dr. A. Schreiber membuka Sekolah Guru di Parausorat pada tahun 1878 yang bertujuan untuk mendidik anak-anak orang Batak yang telah percaya kepada Kristus untuk menjadi guru yang akan membantu para pendeta RMG dalam pekerjaan pemberitaan.

2012/06/08

Evangelium Minggu, 10 Juni 2012 "PENDERITAAN UNTUK KEMULIAAN BERSAMA KRISTUS"

Nats : II Korintus 4 : 16 - 18 
4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

PENGANTAR

Banyak orang yang mengaku bahwa yang dialaminya dalam hidup ini hanyalah penderitaan dan kesusahan semata. Itu sebabnya ada istilah banhwa “Dunia ini tempat penderitaan dan kesusahan”. Kita akui bahwa hal tersebut ada benarnya, sebab berbagai macam persoalan, masalah, pergumulan dan kesusahan terjadi silih berganti dalam pengalaman hidup manusia secara umum, ada sakit-penyakit, kemiskinan, kematian, masalah rumah tangga, masalah pekerjaan, bencana alam, dsb. Hal tersebut juga dialami orang percaya (pengikut Kristus), tidak sedikit orang percaya yang putus asa karena tidak sanggup menahan beban penderitaannnya.

Lalu, timbul pertanyaan, benarkah bahwa mengikut Yesus harus mengalami penderitaan? atau apakah untungnya kita mengikut Yesus, jika ternyata hidup kita selalu dihadapkan dengan kesusahan? Sebab banyak orang berpikir bahwa motivasinya untuk percaya dan mengikut Yesus adalah supaya hidupnya diberkati dengan sandang, pangan, dan penuh kemakmuran, sukacita dan kesenangan. Motivasi semacam itu bisa kita lihat ketika Yesus memberi makan 5000 orang dan orang banyak mengikut Yesus hanya untuk mendapatkan makanan. (bnd. Markus 1:45)
Untuk menjawab pertanyaan itu. Rasul Paulus menjelaskan  dalam nats ini, tentang penderitaan karena Kristus yang dialami oleh manusia lahiriah dan kemuliaan karena Kristus yang dialami oleh manusia batiniah.

2012/04/23

Tema-Tema Rekonsiliasi


Tema Rekonsiliasi :

1 Korintus 1:10
“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” (TB. 1974)

Roma 15 : 5 – 7
“Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa  Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.”

Mazmur 133 : 1
“Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun !”

Filipi 2 : 1 – 2
“Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini : hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan”

Gereja Mission Batak

Gereja Mission Batak Bah Kapul

Gereja Mission Batak Batu Moror

2012/04/15

Sejarah Singkat tentang I. L Nommensen di Tanah Batak

Hidup atau mati biarlah aku tinggal di tengah-tengah bangsa ini untuk menyebarkan firman dan kerajaan-Mu. Amin”
(Dr. Ingwer Ludwig Nommensen)

Berbicara tentang peradaban Batak, barangkali akan lain ceritanya jika Dr. Ingwer Ludwig Nommensen tidak pernah menginjakkan kakinya di Tanah Batak. Siapakah dia dan mengapa ia dijuluki sebagai “Apostel Batak”?

Nommmensen adalah manusia biasa dengan tekad luar biasa. Perjuangan pendeta kelahiran 6 Februari 1834 di Marsch Nordstrand, Jerman Utara itu untuk melepaskan animisme dan keterbelakangan dari peradaban Batak patut mendapatkan penghormatan.
Maka tak heran, suatu kali dalam sidang zending di Barmen, ketika utusan Denmark dan Jerman mengklaim bahwa Nommensen adalah warga negara mereka, Pendeta Dr. Justin Sihombing yang hadir waktu itu justru bersikeras mengatakan bahwa Nommensen adalah orang Batak.
Nommensen muda, ketika genap berusia 28 tahun telah hijrah meninggalkan Nordstrand dan hidup di Tanah Batak hingga akhir hayatnya dalam usia 84 tahun.
Masa mudanya, ia lewati dengan menjalani pendidikan teologia (1857-1861) di Rheinische Missions-Gesselscha ft (RMG) Barmen, setelah menerima sidi pada hari Minggu Palmarum 1849, ketika berusia 15 tahun.

2012/04/14

Damai Sejahtera di Bumi, di Antara Manusia yang Berkenan Kepada-Nya

Suatu Study Lukas 2:14 -- "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi. Dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

      Di dalam ibadah dan perayaan Natal, seringkali terdengar khotbah tentang topik ini. Damai di bumi, di mana semua menjadi baik, harmonis terkendali, tidak ada perang, saling menghormati. Pertanyaan yang mengemuka: Apakah maksud sebenarnya damai di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya? Apakah Lukas menuliskan damai dalam arti semua keadaan menjadi baik, keluarga dan masyarakat menjadi harmonis, ekonomi meningkat, negara aman? Ataukah ada pengertian lain berkaitan dengan kelahiran Kristus? Apakah damai di bumi bersifat universal untuk dunia ataukah terbatas pada golongan/kelompok tertentu saja. Apakah ini ditujukan kepada semua manusia ataukah secara khusus ditujukan kepada umat pilihan Allah saja. Untuk mengetahui hal ini dengan jelas, maka perlu untuk meneliti bagian ini. Kemudian merenungkan maknanya di dalam konteks kehidupan masa kini.


LATAR BELAKANG HISTORIS
      Lukas mengambil setting pujian malaikat ini, dengan situasi damai yang diciptakan oleh kekaisaran Romawi pada wilayah yang menjadi kekuasaannya. Sebelum masa ini, kekaisaran Romawi dirongrong oleh berbagai problem, baik dari luar maupun dari dalam. Dari luar, kakaisaran Romawi menghadapi pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat sipil, sedangkan dari dalam, kekaisaran ini menghadapi berbagai persoalan, mulai dari korupsi sampai degradasi moral, khususnya dalam bidang pemerintahan, politik, ekonomi, dan keagamaan.
      Sejak Kaisar Agustus berkuasa (sekitar 27 BC–41 AD), Romawi mengalami masa keemasan. Puncak kejayaan Romawi terjadi pada masa ini. Pemberontakan dan perang sipil berakhir, korupsi mulai dibersihkan di dalam pemerintahan dan perekonomian dipulihkan. Kaisar Agustus menghidupkan kembali agama negara dan membangun kembali kuil-kuil yang telah rusak dan runtuh sebagai tempat pemujaan dan persembahan bagi dewa-dewa. James T. Dennison mengatakan: The Age of Augustus was celebrated by the poets (especially Virgil) as a new era–the dawn of the age of gold. The empire was expanding in every area: law, culture, arts, humanities, military might, religious revival. The economy boomed, the temples were full–any and every new cult had opportunity to erect a temple in Rome. Reform was in the air –reform of manners–reform of religion–reform of the republic.(1)

Perdamaian Dalam Kaca Mata Teologi

Persoalan Teologi

Hal ini membuat kita bertanya mengapa agama yang seharusnya membawa kedamaian justru sering memicu tragedi kemanusiaan yang berdarah-darah? Untuk menjawab hal ini, kita perlu merujuk kembali ke persoalan yang paling fundamental dalam agama, yaitu persoalan teologi.

Konsep teologi yang dibangun manusia cenderung bersifat apologetik-defensif ketimbang konstruktif-liberatif. Manusia menghabiskan banyak energi dalam perdebatan tentang Tuhan, seolah-olah ingin menyatakan merekalah penyelamat Tuhan. Persoalan kemanusiaan yang menjadi latar belakang agama disingkirkan, tidak menjadi tema dalam teologi.

Teologia Tohonan

1. PENDAHULUAN
Seorang pendeta menerima pendidikan teologi secara formal di seminari. Pengalamannya selama menekuni teologi membentuk kepribadiannya kelak sebagai seorang pendeta. Bahkan lingkungan hidup seminari, karena biasanya hidup berasrama, sangat dominan mempengaruhi perkembangan wawasan, intelektualitas dan kehidupan spiritualitasnya. Kehidupan berasrama, dan kehidupan lingkungan kampus akhirnya merupakan adonan pembentukan kepribadian seseorang yang kelak menjadi pendeta. Hal ini tentunya tidak mengabaikan terjadinya perubahan kepada calon pendeta, ketika ia sudah berada di tengah-tengah masyarakat. Perubahan tersebut dapat terjadi, baik perubahan positif maupun negatif.