2012/04/14

Damai Sejahtera di Bumi, di Antara Manusia yang Berkenan Kepada-Nya

Suatu Study Lukas 2:14 -- "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi. Dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

      Di dalam ibadah dan perayaan Natal, seringkali terdengar khotbah tentang topik ini. Damai di bumi, di mana semua menjadi baik, harmonis terkendali, tidak ada perang, saling menghormati. Pertanyaan yang mengemuka: Apakah maksud sebenarnya damai di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya? Apakah Lukas menuliskan damai dalam arti semua keadaan menjadi baik, keluarga dan masyarakat menjadi harmonis, ekonomi meningkat, negara aman? Ataukah ada pengertian lain berkaitan dengan kelahiran Kristus? Apakah damai di bumi bersifat universal untuk dunia ataukah terbatas pada golongan/kelompok tertentu saja. Apakah ini ditujukan kepada semua manusia ataukah secara khusus ditujukan kepada umat pilihan Allah saja. Untuk mengetahui hal ini dengan jelas, maka perlu untuk meneliti bagian ini. Kemudian merenungkan maknanya di dalam konteks kehidupan masa kini.


LATAR BELAKANG HISTORIS
      Lukas mengambil setting pujian malaikat ini, dengan situasi damai yang diciptakan oleh kekaisaran Romawi pada wilayah yang menjadi kekuasaannya. Sebelum masa ini, kekaisaran Romawi dirongrong oleh berbagai problem, baik dari luar maupun dari dalam. Dari luar, kakaisaran Romawi menghadapi pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat sipil, sedangkan dari dalam, kekaisaran ini menghadapi berbagai persoalan, mulai dari korupsi sampai degradasi moral, khususnya dalam bidang pemerintahan, politik, ekonomi, dan keagamaan.
      Sejak Kaisar Agustus berkuasa (sekitar 27 BC–41 AD), Romawi mengalami masa keemasan. Puncak kejayaan Romawi terjadi pada masa ini. Pemberontakan dan perang sipil berakhir, korupsi mulai dibersihkan di dalam pemerintahan dan perekonomian dipulihkan. Kaisar Agustus menghidupkan kembali agama negara dan membangun kembali kuil-kuil yang telah rusak dan runtuh sebagai tempat pemujaan dan persembahan bagi dewa-dewa. James T. Dennison mengatakan: The Age of Augustus was celebrated by the poets (especially Virgil) as a new era–the dawn of the age of gold. The empire was expanding in every area: law, culture, arts, humanities, military might, religious revival. The economy boomed, the temples were full–any and every new cult had opportunity to erect a temple in Rome. Reform was in the air –reform of manners–reform of religion–reform of the republic.(1)


      Kaisar Agustus juga menyebut dirinya Dominus et Deus (Tuhan dan Allah) dan dengan gelar itu banyak orang memujanya. Kemudian ia juga menetapkan suatu undang-undang tahun 19 BC dan 18 BC yang menganjurkan untuk pernikahan dan membentuk keluarga.(2) Selama masa itu, di kekaisaran Romawi menggunakan bahasa Yunani dan bahasa Latin sebagai bahasa komunikasi resmi, baik di bidang perdagangan dan keagamaan.(3) Selama 100 tahun wilayah kekuasaan Romawi aman dan tentram. Kondisi ini disebut dengan “Pax Romana”.
      Pertanyaan yang mengemuka adalah apakah ‘damai sejahtera’ yang dituliskan Lukas di dalam injilnya adalah damai di dalam pengertian “Pax Romana”, di mana semua keadaan menjadi damai: tidak ada perang, kehidupan di dalam masyarakat menjadi harmonis, ekonomi meningkat, semua orang bisa beribadah dengan tenang? Ataukah ada pengertian lain yang tersirat. Untuk mengetahui hal ini perlu meneliti teks Perjanjian Baru, khususnya Lukas 2:14.


STRUKTUR TEKS
Secara keseluruhan, Lukas 2:1-20 di bagi di dalam 3 bagian:
1. Lukas 2:1-7: Perjalanan Yusuf dan Maria menuju Betlehem.
2. Lukas 2:8-15: Malaikat membawa berita kelahiran Kristus kepada para gembala.
   Ayat 14 secara khusus dipisahkan di dalam bagian ini dan memiliki struktur sendiri.(4)
   • KJV dan AV membagi ayat 14 ini menjadi 3 bagian:
   a. Kemuliaan Allah di tempat yang maha tinggi
   b. Damai sejahtera di bumi
   c. Kebaikan di antara manusia
   • Penulis lebih setuju struktur di dalam ayat 14 di bagi dalam 2 bagian, mengikuti NASB, NIV, NKJV, NRSV, LAI:
   a. Kemuliaan Allah di tempat yang maha tinggi.
   b. Dan damai sejahtera di bumi, di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.
3. Lukas 2:16-20: Para gembala pergi untuk melihat bayi Yesus.


ANALISA TEKSTUAL
Ada perbedaan terjemahan di antara teks Alkitab yang tertulis:
1. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi untuk kebaikan manusia (terdapat dalam terjemahan American Version dan King James Version)
2. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada Allah. (terdapat dalam terjemahan NASB, NIV, NKJV, NRSV, termasuk LAI)
      Perbedaannya ada pada kalimat “untuk kebaikan manusia” dan “(manusia) yang berkenan kepada Allah”. Perbedaan ini bukan pada masalah eksegese, melainkan pada kritik teks yang dikemukakan.(5) Di kemudian hari, perbedaan ini dapat menimbulkan kesalahan dalam memahami arti teks tersebut, khususnya berkaitan dengan kalimat sebelumnya “damai sejahtera di bumi.”
      Metzger mengungkapkan bahwa pengutipan kalimat “untuk kebaikan manusia” dalam terjemahan Yunani, didasarkan kepada perbaikan teks atau kekhilafan di dalam penyalinan naskah asli.(6) KJV (King James Version) dan AV (American Version) lebih memilih terjemahan ini, karena mendasari terjemahan ini kepada manuskrip Byzantine(7) sekitar abad akhir IV-XV(8) yang kemungkinan besar telah mengalami perbaikan di dalam penyalinan pada naskah aslinya. Tidak ada alasan lain yang ditemukan, mengapa KJV dan AV mendasari terjemahannya pada manuskrip Byzantine. Umumnya komentator menolak terjemahan pertama, namun bagi Adolf von Harnack dan F.J.A. Hort lebih memilih terjemahan pertama. Alasan yang dikemukakan, khususnya bagi Adolf von Harnack adalah karena bagian ini lebih bersifat puitis.(9) Dalam perkembangannya, banyak sarjana biblika menolak terjemahan pertama dengan alasan kurangnya dukungan dari naskah-naskah yang lebih tua untuk terjemahan ini, seperti Codex Sinaitikus, Vaticanus, yang ditulis sekitar permulaan abad ke-IV.
      Penulis lebih setuju dengan terjemahan kedua, karena: (1) para ahli mengkategorikan terjemahan ini dengan kode {B}: yang menunjukkan terjemahan ini hampir pasti keasliannya (walaupun memiliki sedikit keraguan); (2) didukung oleh sejumlah naskah tertua, seperti Codex Sinaiticus, Vaticanus, Besae Cantabrigiensis, Vulgata, Coptic dan lainnya(10) yang ditulis pada abad ke III-IV. (3) Perbandingan dengan naskah-naskah laut mati (Dead Sea Scrolls) yang ditemukan, menunjukkan bahwa: terjemahan “yang berkenan kepada Allah” adalah lebih umum. (4) Dalam naskah Qumran terdapat persamaan terjemahan yang menggunakan frase yang mirip “anak-anak yang berkenan kepada Allah” 1 QH iv.32f. xi.9 dan “orang pilihan yang berkenan kepada-Nya” viii.6.(11) (5) Kalimat “dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” tertulis dalam naskah Sahidic(12) yang ditulis sekitar abad ke III-IV. Berkaitan dengan hal ini, umumnya sarjana biblikal meyakini bahwa teks Lukas sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur Semit dalam penulisannya.(13)
      Jadi dapat dipastikan bahwa terjemahan kedua, merupakan terjemahan yang lebih mendekati naskah asli, dan yang lebih dapat diterima. Mengapa? Karena terjemahan ini didukung oleh naskah-naskah kuno dan dapat digunakan sebagai referensi dalam menjelaskan lebih dalam arti dari kalimat “damai sejahtera di bumi.”


ARTI "DAMAI DI BUMI DI ANTARA MANUSIA YANG BERKENAN KEPADA-NYA"
      Apakah yang dimaksud dengan frase “damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya?” Untuk melihat arti ini secara keseluruhan, maka perlu melihat arti dan penggunaan kata ini di dalam tulisan mula-mula.
1. Penggunaan oleh Filsuf Yunani
      Kata “eirene” (ditulis dengan gender feminim) memiliki arti: suatu kondisi yang bebas dari rasa takut dan memiliki ketenangan jiwa.(14) Arti yang lain dari kata damai adalah: Waktu tenang [digunakan Homer pada abad 7-6 BC], membuat damai [digunakan sejahrawan Herodutus pada abad 5 BC], atau menjaga damai [digunakan oleh Komikus Aristophanes pada abad 5-4 BC].(15) Plato dan Epictetus menggunakan kata ini dengan arti: Perilaku yang penuh damai. Jadi damai dipakai dalam arti yang luas baik oleh filsuf atau penulis Yunani.
2. Penggunaan Dalam Perjanjian Lama
      Penggunaan kata “damai sejahtera” [Ibrani: salom] di dalam PL (sedangkan bahasa Yunani memakai kata ‘eirene’) sangat berkaitan dengan iman mereka kepada YHWH. Pemahaman ini tidak lepas dari konsep bahwa “YHWH yang memberikan salom itu kepada umatnya (bnd. Kej. 28:21; 41:16; Im. 26:6; Hak. 18:6; 1Taw. 22:9; bnd. 12:19; 23:25). Kata salom juga memiliki arti lain, yaitu kesejahteraan dan keselamatan.(16) Dalam tulisan para nabi, kata ‘salom’ juga menunjuk kepada kesehatan, kekayaan, kondisi yang baik dan keadaan yang aman sebagaimana tidak ada perang (bnd. Pkh.3:8; Yes.45:7). Kata ini juga dapat diartikan aman dari musuh (bnd. Yes.26:11), dan keteguhan hati untuk percaya kepada Allah (bnd. Yes. 26:3)(17) Dalam literatur Rabinis, YHWH yang meletakkan konsep salom kepada umatnya,(18) namun yang menjalankan itu adalah manusia yang memiliki hubungan yang dalam dengan Allah.(19)
3. Penggunaan Dalam Pseudepigrapha, Josephus dan Philo
      kata “eirene” digunakan dalam tulisan pseudepigrapha, menunjuk kepada keselamatan yang diungkapkan dengan gencatan senjata, tidak bertentangan dengan penghakiman ilahi atau tidak menentang Tuhan. Kata ini juga dikaitkan dengan pengampunan dan belas kasihan. Juga dikaitkan dengan terang dan memiliki implikasi positif. Josephus menggunakan kata ini sesuai dengan literatur Rabinik dan Philo menggunakan kata ini dengan pengertian damai secara politis dan ketenangan hati.(20)
4. Penggunaan Dalam Injil Lukas
      Perhatikan komposisi penggunaannya, kata ‘eirene’ digunakan sebanyak 91 kali di dalam PB, 24 kali terdapat di dalam Injil. 4 kali kata ini digunakan di dalam Injil Matius (Mat.10:13,34), sekali di dalam Injil Markus (Mrk.15:34), 13 kali di dalam Injil Lukas (Luk 1: 79; 2:14, 29; 7:50; 8:48; 10:5;11:21; 12:51;14:32;19:38, 42; 24:36,)(21) dan 5 kali di dalam Injil Yohanes (Yoh.14:27; 16:33; 20:19, 21,26).(22) Di sini dapat dilihat bahwa kata ini penting bagi Lukas sehingga menuliskan 13 kali di dalam Injilnya.
Lukas menggunakan kata “damai” di dalam beberapa hal berkaitan dengan:
a) Karya Allah atas umat pilihan-Nya. [Luk.1:79; Luk. 2:14,29; Luk.19:38, 42]
b) Keselamatan dan pemulihan seseorang. [Luk.7:50; Luk. 8:48; Luk.11:21]
c) Panggilan orang percaya dalam mengikut Yesus Kristus dan menjalankan misi-Nya [Luk. 10:5; Luk.12:51; Luk.14:32]
d) Kehadiran Kristus di tengah-tengah murid-Nya [Luk.24:36]

      Perhatikan bahwa kata ‘damai sejahtera’ yang digunakan di dalam Injil Lukas sarat dengan “karya Allah atas umat pilihan-Nya, melalui kehadiran Yesus Kristus, yaitu: menyatakan keselamatan dan pemulihan bagi umat-Nya.’ Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, kata “damai sejahtera” yang dimaksud adalah keselamatan dan pemulihan yang dibawa melalui kehadiran Kristus di dalam dunia. Pengertian ini sesuai dengan salah satu tema dari Injil Lukas bahwa Anak Manusia memiliki otoritas untuk menghapuskan dosa dunia (bnd. Luke 5:24; Matt. 9:6; Mark 2:10).
      Frase “yang berkenan kepada-Nya” memiliki pengertian bahwa mereka yang dipilih Allah yang sesuai dengan kemurahan kebaikan-Nya. Arti dalam frase ini sejajar dengan naskah-naskah kuno lainnya, secara khusus dalam naskah Sahidic. Pengertian ini sangat berkaitan erat dengan pengaruh naskah Qumran dan ungkapan Ibrani. Bruce M. Metzger memberikan definisi bagi kalimat ini demikian: The meaning seems to be, not that divine peace can bestowed only where human good will is already present, but that at the birth of the Saviour God’s pest rests on those whom he has chosen in accord with his good pleasure.(23)
      Jadi Injil Lukas menyatakan bahwa “damai di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” maksudnya adalah keselamatan dan pemulihan yang nyata melalui kehadiran Yesus Kristus di dalam dunia. Keselamatan menunjuk kepada mereka yang akan dan telah menjadi umat Allah dan Pemulihan ini menunjuk kepada pemulihan hubungan antara Allah dan manusia, karena kejatuhan-Nya di dalam dosa menyebabkan hubungan manusia dengan Allah dan sesamanya menjadi rusak. Kedua hal ini (keselamatan dan pemulihan) tidak dapat dipisahkan. Keduanya menjadi satu di dalam dan melalui Yesus Kristus.


KESIMPULAN
      Untuk menjawab pertanyaan: Apakah yang dimaksudkan dengan ‘damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya?’ Jawabannya bukan ‘damai sejahtera’ dalam arti tidak ada perang dan kekacauan, hubungan di antara keluarga dan masyarakat menjadi harmonis, ekonomi meningkat, dan negara menjadi aman (Walaupun hal itu bisa dikaitkan dengan “Pax Romana” yang menjadi latar belakang historis dalam penulisan Injil Lukas).
      Namun damai yang dimaksudkan di dalam teks Lukas 2:14 adalah “damai dalam arti keselamatan dan pemulihan yang nyata melalui kehadiran Yesus Kristus. Keselamatan dari Allah hanya ditujukan kepada mereka yang akan dan telah menjadi umat pilihan-Nya serta pemulihan di sini harus menunjuk kepada pemulihan relasi antara manusia dengan Allah dan dengan sesama di dalam karya Yesus Kristus.


APLIKASI UNTUK MASA KINI
      Sebagai umat yang telah menikmati anugerah kebaikan Allah kita perlu mengintrospeksi diri di dalam terang kebenaran Firman Allah. Ada beberapa hal yang dapat menjadi pelajaran rohani bagi orang percaya dalam menyambut natal:
      Pertama, Apakah orang percaya sudah memiliki kepastian akan keselamatan kekal dari Allah? Kehadiran Yesus Kristus di dalam dunia memberikan jaminan yang pasti tentang keselamatan yang Allah anugerahkan kepada mereka yang telah dipilih-Nya untuk menjadi umat-Nya (Roma 8:28-29). J. Hampton Keathley III, dalam salah satu tulisannya tentang Lukas 2:14, menyimpulkan demikian: God has chosen, in His Son, to provide peace, salvation in men. What kind of men? Men of His good pleasure. Those who have responded to and received His grace work in Jesus Christ.(24)
      Kedua, Keselamatan yang diterima oleh umat Allah di dalam Kristus Yesus harus teraplikasi di dalam pemulihan hubungan, baik dengan Allah dan dengan sesama di dalam kehidupan setiap hari (bnd Rm. 5:1b; 2Kor.13:11). Tidak ada orang yang telah mengaku diselamatkan, tetapi tidak hidup berdamai baik dengan Allah dan dengan sesama. Ini suatu yang mustahil. Pujian malaikat “Gloria In Excelcis Deo” menyatakan karya Allah yang besar atas hidup manusia berdosa dengan memberikan keselamatan dan pemulihan hubungan atas hidup mereka dengan Allah, melalui kelahiran Yesus Kristus. Oleh karena itu mereka yang telah hidup di dalam iman kepada Yesus Kristus harus memiliki pemulihan hubungan, yaitu: berdamai dengan sesama.
      Ketiga, Orang percaya tidak bisa mengharapkan orang lain/dunia mengusahakan damai di dalam hidup mereka, khususnya mereka yang tidak percaya dan belum bertobat. Mengapa? Karena: (a) Alkitab memberi kesaksian bahwa kehidupan mereka yang ada di dalam kegelapan dunia tidak memiliki damai yang sejati. Yang ada hanya keserakahan, saling membenci, saling menghianati, pemfitnah dll. (bnd. Ef. 4:17-19; 5:3-7; 2Tim. 3:1-9). (b) Damai itu hanya ada pada Allah dan dianugerahkan kepada umat pilihan-Nya (bnd. Flp.4:7; Matt. 11:28-29; John 14:27; Rm. 8:6). Jika mereka belum sungguh-sungguh bertobat dan masih mengikuti jalan dunia ini, apakah mereka memiliki damai sebagaimana yang dimiliki oleh Allah dan yang menganugerahkan itu kepada umat pilihan-Nya?
      Namun hal yang pasti untuk dilakukan adalah orang yang telah diselamatkan di dalam iman kepada Kristus akan berusaha untuk hidup berdamai dengan orang lain. Mengapa? Karena dasarnya keselamatan di dalam Yesus Kristus itu telah membawa pemulihan hubungan, baik dengan Allah dan dengan sesama, Ini menjadi hukum yang tidak dapat ditolak bagi orang percaya untuk hidup berdamai dengan semua orang (bnd. 1Ptr. 3:8-12). •



Footnotes 01/ (Dikutip dari khotbah James T Dennison) Dedicated to the memory of Dr. Cornelius Van Til. A sermon preached in the chapel of Westminster Theological Seminary in California, April 23, 1987.Escondido, California.
02/ Tenney, Merril C. Survey PB. Malang: Gandum Mas.1995. h. 6.
03/ Latourette, Kenneth Scott. A History of Christianity: Beginnings to 1500. Peabody, MA: Prince Press Edtion. 2003, p. 21-22.
04/ Catatan: KJV dan AV membagi struktur ayat 14 dalam tiga baris berdasarkan perbaikan atau penelitian paleografi terhadap teks tersebut. Namun penulis lebih setuju membagi ayat ini di dalam 2 baris berdasarkan dukungan naskah tertua seperti naskah Alexandrian, Codex Vaticanus dan beberapa naskah lainnya.
05/ Bruce M Metzger, A Textual Commentary On The Greek New Testament, UBS: 1971, p. 133.
06/ Metzger, 1971, p. 133
07/ Willker, Wiland, A Textual Commentary on the Greek Gospels, Vol. 3: Luke. Bremen: Online Published, 2005, p. 25.
08/ Willker, Wiland, Analysis of the Clearly secondary Readings. Bremen: Online Published, 2005, p. 3.
09/ Willker, Wiland. 2005, p. 26.
10/ Kurt Aland, at, all (Edit.), Greek New Testament, Third Edition. UBS:1975, p. 207.
11/ Metzger, 1971, p.133.
12/ idem, p.133
13/ Nolland, John, Word Biblical Commentary, Volume 35a: Luke 1:1-9:20, (Dallas, Texas: Word Books, Publisher) 1998.
14/ Louw, Johannes P. and Nida, Eugene A., Greek-English Lexicon of the New Testament based on Semantic Domains, (New York: United Bible Societies) 1988, 1989.
15/ Liddell, H. G., and Scott, Abridged Greek-English Lexicon, (Oxford: Oxford University Press) 1992.
16/ Bauer, Walter, Gingrich, F. Wilbur, and Danker, Frederick W., A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, (Chicago: University of Chicago Press) 1979.
17/ Elwell, Walter. A, (Edit.), Evangelical Dictionary of Theology. Second Edition. Michigan: Baker Academic, 2001. p. 896.
18/ Kittel, Gerhard, and Friedrich, Gerhard, Editors, The Theological Dictionary of the New Testament, Abridged in One Volume, (Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company) 1985.
19/ Colin Brown, at all (Edit). The New International Dictionary of New Testament Theology.(Grand Rapids, Michigan: Wm.B. Eerdmans Publishing Company)
20/ Kittel, Gerhard and Friedrich, Gerhard, Editors, 1985.
21/ Kohlenberger III, John. R, Gooddrick, Edward. W, Swanson, James. A., The Exhautive Concordance to the Greek New Testament. Michigan: Zondervan Publishing House, 1995. p. 282.
22/ Brown, The New International Dictionary of New Testament
23/ Metzger, 1971, p.133
24/ Dikutip dari Artikel J. Hampton Keathley III. Acclamation of the Birth of Christ. Luke.2:1-20. khususnya Luke 2:14. Http://www.bible.org. Copyright 2005.

Ditulis Oleh : Biro I Kerohanian &
Ev. Otniol H. Seba

Tidak ada komentar: